MASA PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 – 8 TAHUN

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AUD II
( MASA PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 – 8 TAHUN )

0f624d151d0f65fc4d5f9edba9a4992a.jpeg

OLEH  KELOMPOK 9
ISMAWATI
HENI SAFITRI HASBUR
IRNAWATI
NIKE NURSUKMAWATI



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tak henti-hentinya penulis haturkan kepada Allah Yang Maha Esa. Dialah Allah yang Maha Melapangkan (Al-Basith) dan Maha Membimbing (Ar-Rasyid) yang memberikan kelapangan hati dan membimbing kami dalam menghadapi dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan taslim kami junjungkan kepada Nabiullah Muhammad saw. yang dengan perjuangan beliau sehingga Islam bangkit dipermukaan bumi dan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan pernah selesai dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak yang senantiasa memberi kami motivasi, dukungan, kritik, dan saran-sarannya dalam menyelesaikan makalah ini. Mereka sangatlah berarti bagi kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari segi kalimatnya sendiri ataupun dari segi bobotnya. Sehingga, dengan rendah hati kami mengharapkan kritikan dan saran yang  sifatnya membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Makassar,  30  april 2017


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...................…………………............………            i
DAFTAR ISI................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………….........................................…   1
B.     Rumusan Masalah.………….......……………...............................    1
C.     Tujuan Penulisan…………………………….................................    2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Tahap Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun..…...................  3
B.     Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun..............  5
C.     Teori perkembangan Anak Usia Dini................................................  5
D.    Stimulasi Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun…………...   9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………................…………….................13
B.     Saran …………………………………………...................................13

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Usia dini  merupakan  periode  masa  emas bagi  perkembangan  anak  dimana  tahap  perkembangan  otak    pada  anak  usia  dini  menempati  Posisi yang  paling  vital yakni  meliputi  80%  perkembangan  otak  anak  (Hibana,  2002: 5).  Periode  emas  ini  sekaligus  merupakan  periode  kritis  bagi  perkembangan  anak,  karena  pada  periode  ini  sangat  berpengar uh  terhadap    perkembangan    pada    periode    berikutnya    hingga    masa  dewasanya.  Periode  ini  hanya  datang  sekali  dan  tidak  dapat  ditunda  kehadirannya sehingga  apabila  terlewat  berarti  habislah  peluangnya.  Oleh  karena  itu,  masa –masa usia  dini  harus dimanfaatkan  semaksimal  mungkin    dengan    memberikan   pendidikan    yang    sesuai    dengan  perkembangannya.
Menurut Hibana (2002:2), bahwa makna pendidikan anak usia  dini adalah  upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik  atau  pengasuh  anak  usia0-8  tahun  dengantujuan agar  anak  mampu mengembangkan    potensi  yang  dimiliki  secara  optimal.  Menurut m makna  tersebut    dapat    diambil  kesimpulan    bahwa    potensi  anak    harusdikembangkan secara    maksimal  sejak    dini  karena    anak    yang mendapatkan   pembinaan   sejak   usia   dini   akan   dapat   meningkatkan  kesehatan  dan kesejahteraan  fisik  dan  mental yang  akan  berdampak  karena peningkatan  prestasi  belajar,  sehingga  akhirnya  anak  akan  lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
B.     Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang penulis ambil di atas, maka masalah yang akan penulis bahas diantaranya:
1)      Bagaimana Tahap Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?
2)      Bagaimana Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?
3)      Bagaimana Teori perkembangan Anak Usia Dini?
4)      Bagaimana Stimulasi Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun?

C.    Tujuan Penulisan
1)      Untuk Mengetahui Tahap Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun.
2)      Untuk Mengetahui Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun.
3)      Untuk mengetahui Teori perkembangan Anak Usia Dini.
4)      Untuk mengetahui Stimulasi Perkembangan Anak Usia 6 sampai 8 Tahun.















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tahap Perkembangan Anak Usia 6-8 Tahun
1.      Perkembangan Nilai Agama dan Moral
·         Sikap keagamaan represif meskipun masih banyak bertanya.
·         Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meskipun mereka salah melakukan atau partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual.
·         Hal ketuhanannya secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai dengan taraf kognitifnya yang masih bersifat egosentris (memandang segala sesuatu dari sudut dirinya).  
2.      Perkembangan Fisik Motorik
1.      Motorik Kasar
·         Berdiri dengan satu kaki tanpa jatuh
·         Berlari lurus tanpa jatuh dengan zigzag/bervariasi, misalnya melalui rintangan
·         Berjalan lurus dan bervariasi
·         Melompat dari ketinggian 20 cm
·         Melempar atau menangkap bola kecil dengan jarak 5-10 meter
·         Mengkombinasikan gerakan jalan dan lari
·         Mengkombinasikan gerakan jalan, lari, melompat dan melempar
·         Berguling kedepan
·         Sudah dapat mengendarai sepeda roda dua
·         Dapat menari dan mengikuti gerakan dalam senam irama.
2.      Motorik Halus
·         Menggambar orang dengan anggota tubuh lengkap.
·         Membuat dan menulis angka.
·         Membuat wajik, segitiga dan segiempat.
·         Memotong dan menggunting dengan sempurna.
·         Menggambar sesuai dengan penglihatan.
·         Meniru kalimat dengan tulisan tangan.
3.      Perkembangan Kognitif
·         Mampu membedakan kata yang hampir sama.
·         Mampu mengenal angka 1-500 secara bertahap.
·         Mengenal nilai tempat.
·         Mampu memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, bangun ruang, luas dan waktu.
·          Mengelompokkan benda menurut cerita.
·         Bermain teka-teki atau membuat kata menyebut huruf atau bunyi awal kata.
4.      Perkembangan Bahasa
·         Mampu menguasai lebih kurang 14000 kata.
·         Mampu memperkenalkan diri, nama, alamat dan keluarganya.
·         Menceritakan banyak hal, diantaranya cerita mengenai keadaan di rumah di sekolah, ibu, guru dan permainan yang disukai.
·         Anak mengerti bahwa kata mempunyai arti dan fungsi.
·         Anak dapat bercerita sendiri dengan gambar yang dibuatnya.
·         Menyempurnakan kalimat dengan mengisi titik-titik.
·         Membaca, menyempurnakan kalimat sederhana dan meniru kata.
·         Menyempurnakan kalimat secara lisan sesuai gambar.
·         Menceritakan kegiatan berdasarkan gambar dan membaca percakapan.
·         Menjawab pertanyaan, menyanyikan lagu puisi yang sesuai dengan gambar.
·         Membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang wajar.
5.      Perkembangan Sosial Emosional
·         Menyapa dengan tutur kata yang sopan.
·         Mampu bergaul akrab dengan kawannya, bermain bersama dan mengadakan eksperimen kelompok.
·         Mampu bertingkah laku sesuai dengan norma etis dan sosial di lingkungan.
·         Lebih sering bersaing dengan teman sebaya.
·         Masih dipengaruhi oleh pendapat dari teman sebaya.
·         Menjadi lebih mandiri di tempat bermain.
·         Sering bermain dengan teman sebaya.
B.     Tugas-Tugas Perkembangan
1)      Belajar memperoleh keterampilan fisik unuk melakukan permainan.
2)      Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
3)      Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4)      Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin.
5)      Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6)      Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7)      Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
8)      Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
C.    Teori Perkembangan Anak Usia Dini
1.      Teori Kognitif Jean Piaget
Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Tahap-tahap menurut Jean Piaget terdiri atas empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, operasional konkrit dan operasional formal. Menurut tahap Jean Piaget, anak usia 6-8 tahun berada pada tahap operasional konkrit. Pada masa ini anak sudah mengembangkan pikiran logis. Ia mulai mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep, seperti 5×6= 30; 30:6= 5 (Johnson & Medinnus, 1974). Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan yang sesungguhnya. Misalnya, mereka akan tahu bahwa air dalam gelas besar pendek dipindahkan ke dalam gelas yang kecil tinggi, jumlahnya akan tetap sama karena tidak satu tetes pun yang tumpah. Hal ini adalah karena mereka tidak lagi mengandalan persepsi penglihatannya, melainkan sudah mampu menggunakan logika. Mereka dapat mengukur, menimbang, dan menghitung jumlahnya, sehingga perbedaan yang nyata tidak “membodohkan” mereka.
2.      Teori Psikoseksual
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pelopor teori psikodinamik. Teori yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Penekanan Freud pada alam bawah sadar barasal dari hasil pelacakannya terhadap pengalaman-pengalaman pribadi para pasiennya, di mana ditemukan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi kehidupan pasien dimasa-masa selanjutnya.
Tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual menurut Sigmund Freud ada 5 yaitu, tahap Oral, Anal, Phalic, Latency dan Geminal. Anak usia 6-8 tahun berada pada tahap perkembangan Latency, pada tahap ini anak menekan semua minat terhadap seks dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual. Kegiatan ini menyalurkan banyak energy anak ke dalam bidang-bidang yang aman secara emosional dan menolong anak melupakan konflik pada tahap Phalic yang sangat menekan.,


3.       Teori Psikososial
Erik Erikson (1902-1994) adalah salah seorang teoritisi ternama dalam bidang perkembangan rentng-hidup. Ia dipandang sebagai tokoh utama dalam teori psikoanalitik kontemporer. Hal ini cukup beralasan, sebab tidak ada tokoh  lain sejak kematian Sigmund Freud yang telah bekerja dengan begitu teliti untuk menguraikan dan memperluas struktur psikoanalisis yang dibangun oleh Freud serta untuk merumuskan kembali prinsip-prinsipnya guna memahami dunia modern. Salah satu sumbangannya yang terbesar dalam psikologi perkembangan adalah psikososial. Istilah “psikososial” dalam kaitannya dengan perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis (Hall & Lindzey, 1993).
Menurut teori psikososial Erikson, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan tiga tahap terakhir pada masa dewasa dan usia tua. Dari delapan tahap perkembangan tersebut, Erikson lebih menekankan pada masa adolesen, arena masa tersebut masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Apa yang terjadi pada masa ini, sangat penting artinya bagi kepribadian dewasa. Berikut ini tahap-tahap perkembangan psikososial Erikson yaitu, tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan, otonomi dengan rasa malu dan ragu, inisiatif dan rasa bersalah, daya kerja (industry) dan inferioritas, identitas dan kekacauan identitas, keintiman dan isolasi, generativitas dan stagnasi, serta integritas dan keputusasaan.
Anak pada usia 6-8 tahun berada pada tahap daya kerja (industry) dan inferioritas, yaitu tahap perkembangan psikososial keempat yang berlangsung kira-kira pada tahun-tahun sekolah dasar. Pada tahap ini, anak-anak memperlihatkan sikap yang penuh daya kerja dan ingin menjadi produktif. Mereka ingin membangun segala sesuatu, menemukan, mengubah-ubah objek, dan mencari kesimpulan atas cara kerja sesuatu. Mereka juga ingin pengakuan atas produktivitas mereka, dan tanggapan orang dewasa terhadap upaya dan pencapaian mereka menumbuhkan rasa diri berharga. Perasaan inferioritas muncul ketika anak-anak dikritik atau diremehkan atau memiliki hanya sedikit peluang produktivitas.
4.      Teori Perkembangan Moral
Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg merupakan pengenjur utama teori tahap perkembangan moral anak. Jean Piaget membagi tahap perkembangan Moral menjadi 2 bagian yaitu hubungan batasan dan hubungan kerja sama, pada usia 6-8 tahun anak berada pada tahap hubungan batasan dimana pada tahap ini konsep benar dan salah ditentukan oleh penilaian orang dewas atau moralitas berdasarkan pada penilaian orang dewasa.
Lawrence Kohlberg membagi tahap perkembangan Moral menjadi 3 tingkatan yaitu, prakonvensional, konvensional, dan pasca konvensional. Anak usia 6-8 tahun berada pada tingkatan prakonvensional, dimana pada tingkatan ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan (hukuman).  Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dari otoritas. Pada tingkatan prakonvensional terdiri atas 2 tahap yaitu tahap orientasi kepatuhan dan hukuman dan tahap orientasi hedonistic-Instrumental. tahap orientasi kepatuhan dan hukuman adalah pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas, sedangkan tahap orientasi hedonistic-Instrumental adalah tahap dimana tindakan anak dimotivasi oleh kepuasan akan kebutuhan..       

D.    Stimulasi Perkembangan Anak Usia 6-8 Tahun
1)      Stimulasi Motorik
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
·         Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
·         Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
·         Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
·          Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda.
·          Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
·         Menggambar, melukis dengan berbagai media.
·         Membuat kerajinan dari tanah liat.
·         Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
·         Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
2)       Stimulasi Bahasa
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi bahasa anak adalah:
·         Mengadakan acara mendongeng.
·          Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
·         Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
·         Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal, gambar atau tulisan.
·         Berdiskusi tentang suatu tema

3)      Stimulasi Sosial Emosional
Stimulasi Sosial Emosional dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun intrapersonal anak balita maupun 6-8 tahun. Manfaat utamanya adalah mengembangkan rasa percaya  diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
·         Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
·         Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
·         Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
·          Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
·         Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
·         Anak difasilitasi untuk bermain peran.
·         Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal, tulisan, ataupun gambar.
·         Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.

4)      Stimulasi Spiritual
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia 6--8 tahun adalah sebagai berikut:
·         Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh, “Siapa yang membuat meja ini?” anak menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya “Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
·         Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
·         Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan kebesaran Sang Pencipta.
·         Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
·         Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
·         Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
·         Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.
5.      Stimulasi Perkembangan Kognitif
·         Memberi contoh atau mendorong anak gemar membaca.
·         Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak dengan berbagai informasi yang berada dalam lingkungannya.
·         Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan ide atau gagasan atau mengajukan pertanyaan.
·         Mengembangkan kemampuan imajinasi atau daya cipta anak (mengarang, melukis)
·         Mendorong kemandirian anak untuk melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri.     











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Di umur 6 – 8 tahun anak sudah memiliki kemampuan yang lebih meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, anak usia sudah memiliki kemampuan sebagai berikut:
·         Mampu menguasai lebih kurang 14000 kata.
·         Mampu membedakan kata yang hampir sama.
·         Membuat dan menulis angka.
·         Sikap keagamaan represif meskipun masih banyak bertanya
·         Melempar atau menangkap bola kecil dengan jarak 5-10 meter
·         Menyapa dengan tutur kata yang sopan.
·         Mampu bergaul akrab dengan kawannya, bermain bersama dan mengadakan eksperimen kelompok.

B.      Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk mengkritik karya tulis ini dengan kritikan yang dapat membangun demi terciptanya karya tulis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita.2015. Psikologi Perkembangan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspek. Jakarta: Kencana.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.
Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.


Komentar

  1. Mantap nih bro makalahnya, karena penting sekali bagi kita khususnya para orang tua untuk memantau perkembangan anak sejak dini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN OBSERVASI ASPEK PERKEMBANGAN ANAK

Proposal Masalah Sosial Di Masyarakat

Review Jurnal